
Jember, Wartajember.co.id – Pengembangan Bandara Notohadinegoro, Jember, menjadi sub-embarkasi haji sedikit terhambat.Pasalnya pekerjaan pelebaran jalan menuju bandara dihentikan sepihak oleh petugas keamanan kebun PTPN XII.
Menurut petugas keamanan PTPN XI, dirinya diperintah oleh sinder kebun berdasarkan perintah administratur tanpa mengutarakan alasannya. "Saya hanya diperintah mencegah agar tidak ada pekerjaan dulu di jalan menuju bandara. Alasannya saya kurang tahu. Yang jelas, jangan ada pekerjaan dulu," ungkap keamanan kebun yang langsung mendatangi alat berat untuk menghentikan pekerjaannya, Kamis (30/8/2018) di jalan masuk bandara di Desa Ajung.
Tentu saja penghentian pekerjaan ini menimbulkan kekecewaan tersendiri bagi kontraktor. Menurut pimpinan proyek Regar Awuy, dalam hal ini pihaknya hanyalah sebagai pelaksana proyek. Ketika ada masalah seperti ini, pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada Dinas PU untuk instruksi lebih lanjut.
"Sebelumnya kami sudah berkomunikasi dengan administratur Mumbulsari pada Jumat 24 Agustus lalu dan diperbolehkan untuk melakukan pekerjaan. Waktu itu kami sampaikan rencana menurunkan alat berat pada Selasa atau Rabu kemarin. Tapi tiba-tiba berubah pada saat kami akan menurunkan alat berat," ungkap Regar. Bahkan, untuk menurunkan alat berat saja, Regar mengaku tidak diperbolehkan di areal PTPN XII.
Sementara Plt Kepala Dinas PU dan SDA Jember Ir Rasyid Zakaria yang terjun ke lokasi menerangkan bahwa secara teknis, pekerjaan pelebaran jalan menuju bandara sepanjang 2 km ini telah sesuai prosedur. "Kami juga libatkan TP4D dari unsur Kejari Jember, dan ini sudah ada kontrak pengerjaan. Khawatirnya molor karena berubah-ubahnya sikap PTPN XII ini," ujarnya.
Selain telah tertuang dalam APBD 2018, pengerjaan proyek ini adalah untuk memperlancar realisasi Bandara Notohadinegoro menjadi embarkasi haji yang juga merupakan instruksi presiden RI. Rencananya, jalan menuju bandara ini akan dilebarkan dari 3 meter menjadi 7 meter disertai dengan dinding penguat jalan.
"Kalau terus seperti ini, sangat tidak layak untuk kapasitas bandara karena dua mobil bersimpangan saja, salah satunya harus turun ke berm jalan dan membahayakan. Apalagi kapasitas bandara akan ditingkatkan," tambahnya. Untuk itu, pihaknya sementara waktu menunggu kebijakan lebih lanjut dari pimpinan agar realisasi proyek ini bisa segera berjalan. ( Nugroho/AB )
PTP selalu begitu.. sama lahannya sangat protektif
ReplyDeletePtp (perusahaan tanah pribadi)..Tidak ada uang jangan seenaknya main main dilahan ptp.. Ptp salah satu badan pengolah lahan negara.. Termasuk lembaga terkorup yang tak pernah dijamah..
ReplyDelete