
Jember, Wartajember.co.id - Pengguna smartphone yang semakin meningkat dan perkembangan tehnologi yang cukup pesat menjadi lahan subur untuk memajukan perekonomian rakyat Indonesia. Jika dulu aktifitas jual-beli mengharuskan pembeli dan penjual untuk bertemu langsung, pada saat ini kondisinya sudah berubah dimana pembeli dan penjual tidak perlu lagi bertatap muka melalui pemanfaatan teknologi digital.
Alasan inilah yang menjadi ide pokok diselenggarakannya Seminar Nasional bertajuk Ekonomi Digital Indonesia sebagai Energi Revolusi Industri oleh Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (RTIK) Jember dengan bekerjasama dengan Himasif Universitas Jember.
Berbagai narasumber pun dihadirkan di antaranya, Staff Ahli Bidang Hukum Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Republik Indonesia, Prof. Dr. Drs. Henry Subiakto, SH,MH, Kapolres Jember, AKBP. Kusworo Wibowo, SH, SIK,MH serta Community Engagement Bukalapak, Ian Agisti Dewi Rani, MBA.
Bertempat di Gedung Soetardjo, Sabtu (19/5), sebanyak 1200 peserta diberikan materi tentang pemanfaatan dunia digital dan peraturan UU ITE yang mengatur transaksi digital.
Prof. Henry menjelaskan bahwa pemilik smartphone di Indonesia telah mencapai 200 juta unit dimana hal ini merupakan potensi untuk mendongkrak perekonomian penduduk. “Pengguna smartphone saat ini sudah mencapai 200 juta, inilah potensi menjanjikan untuk memanfaatkan teknologi dalam transaksi jual-beli, 140 juta lebih di antaranya sudah mempunyai akses internet, praktis dunia digital tidak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari,” terang Prof. Henry.
Perkembangan teknologi digital ini harus dimanfaatkan secara maksimal,utamanya dalam transaksi ekonomi, lanjut Prof.Henry, utamanya UMKM untuk memanfaatkan digital.
“Dengan digital memungkin misalnya petani langsung menjual kepada rakyat tanpa peran tengkulak dan pengepul, akibatnya harga jual menaik,” lanjutnya.
“Dengan digital memungkin misalnya petani langsung menjual kepada rakyat tanpa peran tengkulak dan pengepul, akibatnya harga jual menaik,” lanjutnya.
Mewakili generasi milenial, Community Engagement Bukalapak, Ian Agisti Dewi Rani menyampaikan bahwa dewasa ini generasi milenial sudah malas keluar rumah untuk melakukan transaksi jual-beli yang menjadi kebutuhan sehari-hari.
“Semua serba dimudahkan, mau makan males keluar rumah ada Go-Food, beli barang ada berbagai macam pilihan marketplace digital seperti bukalapak, tokopedia, dan lain-lain, pengertian pasar adalah bertemunya penjual dan pembeli, kalau dulu perlu konvensional dan harus sewa tempat, sekarang sudah tinggal menjualnya di marketplace, dan lebih menghemat biaya” kata Ian.
Dalam acara ini, sebanyak 30 orang Relawan TIK Jember yang diketuai oleh Ulil Albab, dikukuhkan langsung oleh Ketua RTIK Indonesia, Fajar Eri Dianto di hadapan ribuan peserta seminar.
Fajar berpesan untuk selalu menjaga ikrar kerelawanan dan mengarahkan masyarakat agar paham teknologi.
“Teruslah berkiprah dan pegang teguh janji relawan kalian, majukanlah Jember di bidang teknologinya melalui literasi digital kepada masyarakat,” ucap Fajar berpesan.
Sementara itu, Kapolres Jember AKBP Kusworo Wibowo, menjelaskan pemahaman UU ITE kepada ribuan peserta sebagai wujud sosialiasi dan langkah preventif terhadap UU ITE.
“Untuk pencegahannya,kita lakukan sosialisasi UU ITE melalui pemberitaan, seminar seperti sekarang ini,agar masyarakat paham dan tidak melanggar atau terjerat hukum akibat transaksi digital,” jelasnya.
Beberapa waktu lalu,kita juga mengadakan Deklarasi Anti Hoax bekerjasama dengan Relawan TIK Jember, lanjut Kusworo, di depan alun-alun. “Di situ kita pertontonkan seperti ini akibatnya jika menyebarkan hoax dalam drama, juga penempelan cap tangan masyarakat dalam dinding deklarasi,” tambahnya.( Nugroho/AB )
No comments:
Post a Comment